PEJUKUTAN - "Lewat ajang lomba ogoh-ogoh antar Kecamatan se-Kabupaten Klungkung, kita tingkatkan semangat persatuan dengan tetap lestarikan adat lan budaya", demikian gelora semangat yang disampaikan Perbekel Desa Pejukutan I Made Arya saat memberi arahan pada kegiatan gladi kotor perayaan lomba ogoh-ogoh tahun saka 1941 duta Kecamatan Nusa Penida, Kamis (28/2/2019) sore di Lapangan Br. Karang, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Desa Pejukutan I Made Arsana Atmaja yang mengajak peserta untuk tetap menjaga persatuan dan memberikan tampilan semaksimal mungkin pada saat lomba nanti. "Persatuan dan kerjasama merupakan modal utama menggapai kemenangan budaya untuk itu tampil semaksimal mungkin, masalah hasil kita serahkan kepada pihak panitia kabupaten dalam memberikan penilaian nantinya", ajak pria asal Br. Batang Desa Pejukutan ini yang juga selaku koordinator panitia ogoh-ogoh Desa Pejukutan Duta Kecamatan Nusa Penida tahun 2019.
Lanjut, menurut Arsana makna dari ogoh-ogoh sendiri adalah sesosok malaikat perang bernama Mayasura yang mempunyai kesaktian tinggi namun angkuh yang suka berbuat onar akibat dendamnya pada para dewata sehingga sosoknya berubah menjadi raksasa buruk rupa bernama Detya Nila Sura.
"Ia mengatakan persiapan lomba ogoh-ogoh di tingkat Kabupaten Klungkung nanti pada, Minggu 3 Maret 2019 di Monumen Puputan Klungkung. dari sekaa tabuh dan pragmen dilakukan gladi kotor hari ini, sehingga prosesi lomba tersebut sesuai dengan perencanaan kami di panitia", tambahnya.
Bertempat di Lapangan Br. Karang, Desa Pejukutan berlangsung kegiatan gladi kotor ogoh-ogoh Somyaning Nila Sura Desa Pejukutan. Tiada lain tujuan dari gladi kotor dilakukan menjelang gladi resik, dimana dalam pementasannya masih mengenakan pakaian bebas dan bukan ditempat pentas yang akan digunakan untuk lomba nantinya.
Unduh Lampiran:
Pelaksanaan ogoh-ogoh